Ummu Mujahid yang Gemar Bantu Dakwah Kritis di Rumah Sakit, Mari Bantu



PALEMBANG (idc.voa-islam.com) – Ummu Mujahid dan suaminya rajin berinfak untuk perjuangan Islam dan membantu para aktivis dakwah yang tertimpa musibah. Saat berita ini ditulis, Ummu Mujahid sedang bertarung nyawa di rumah sakit akibat proses kelahiran “mujahid kecil” dari rahimnya.
Mulanya, wanita berusia 29 tahun ini mengalami darah tinggi 180/130. Usai shalat magrib Ummu Mujahid merasa mules seperti hendak melahirkan. Tanpa pikir panjang, suaminya melarikannya ke UGD Rumah Sakit A Palembang.
Namun prosedur rumah sakit yang cukup panjang memaksanya untuk ekstra sabar menahan rasa sakit selama berjam-jam hingga ia bisa masuk ruang perawatan. Akhirnya sekitar jam 10 malam dokter baru datang dan langsung melakukan cek ulang pemeriksaan perawat. Sang dokter pun mengatakan bayinya sudah meninggal. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. “Ummu Mujahid harus dioperasi untuk mengeluarkan bayinya,” ujar sang dokter.
Demi menyelamatkan nyawa istrinya, tak ada pilihan lain bagi Nurwahid, kecuali menyetujui keputusan sang dokter. Maka dipenuhinya segala prosedur Rumah Sakit untuk operasi.
Masih dalam suasana duka dan lara, akhirnya Ummu Mujahid dibawa ke ruang operasi. Celakanya, saat operasi akan digelar, ternyata Rumah Sakit A itu tidak siap. Akhirnya Ummu Mujahid dipindah ke Rumah sakit B, dengan syarat harus melunasi semua jasa, alat dan obat-obatan. Habislah segala harta yang dimilikinya untuk pelunasan biaya itu!!
Sekitar jam 12 malam, Ummu Mujahid harus masuk ICU karena kondisinya yang sangat lemah dengan mengandung bayi yang sudah meninggal. Usai dioperasi, sekitar jam 3 dini hari bayi yang sudah meninggal dibawa pulang  ke rumah untuk dimandikan dan dikafani.
Usai mengurus jenazah, sang suami langsung balik lagi ke rumah sakit untuk menunggui Ummu Mujahid yang masih tergolek lemah di ICU. Sekitar jam 9 pagi, sang suami pulang ke rumah untuk memimpin shalat jenazah dan menguburkannya bersama masyarakat di pemakaman Islam. Setelah itu sang suami pulang ke rumah untuk ganti baju, lalu balik lagi ke rumah sakit.
...Ummu Mujahid dan suaminya adalah pasangan yang murah hati dalam menolong para mujahid di jalan Allah...
Sekitar jam 3 sore Ummu Mujahid dipindahkan dari ICU ke sal kamar kelas 3. Tapi keesokan harinya sekitar jam 10 pagi kondisinya ngedrop lagi. Ia mengalami sesak napas, pening kepanjangan, dan tidak bisa membuang air seni setetes pun. Dokter pun memutuskan agar Ummu Mujahid dimasukkan ICU lagi.
“Ya ana cuman bisa menurut aja,” ujar Nurwahid pasrah.
Di ICU Ummu Mujahid ditangani berbagai beberapa dokter. Mereka menyimpulkan bahwa Ummu Mujahid harus dicuci darah. Setidak-tidaknya, diperlukan 7 kantung darah untuk proses cuci darah. Nurwahid pun pontang-panting mencari darah yang sama dengan Ummu Mujahid. Alhamdulillah beberapa ikhwan Palembang yang memiliki darah yang sama bersedia mendonorkan darahnya.
Jam 2 siang, Ummu Mujahid dicuci darah. Belum sempat menghela nafas, Nurwahid kembali tersentak. Pihak administrasi keuangan rumah sakit meminta agar biaya bisa diangsur.
Sadar bahwa dirinya tak punya uang, Nurwahid hanya bisa berjanji melunasi usai perawatan. “Ana cuman bisa ngomong entar sekalian aja langsung dilunasi,” tuturnya kepada IDC. “Padahal pikiran ana lagi bingung nanti bayarnya pakai apa tagihan empat puluh jutaan itu?” tambahnya.
...Ummu Mujahid adalah pasangan suami istri yang murah hati dalam menolong para mujahidin. Kini Ummu Mujahid mendapat musibah berat, justru butuh pertolongan kaum Muslimin...
Meski ujian yang dialaminya bertumpuk-tumpuk, Nurwahid tetap tegar menerima takdir Ilahi. “Alhamdulillah, Allah mengaruniakan anak perempuan  kepada ana, karena ketiga anak sebelumnya cowok semua. Ana pasrahkan semuanya kepada Allah. Ana ikhlas kehilangan bayi Muti'ah Az-Zahrah. Mudah-mudahan nanti berjumpa di surga,” ujar aktivis Islam yang getol memerangi gerakan pemurtadan dan aliran sesat di kota pempek itu.
...Padahal pikiran ana lagi bingung nanti bayarnya pakai apa tagihan empat puluh jutaan itu?” ujar Nurwahid...
Nurwahid dan Ummu Mujahid adalah pasangan suami istri yang murah hati dalam menolong para mujahid di jalan Allah. Mereka pernah berkorban empat puluh unit komputer untuk perjuangan di jalan Allah. Karena sifat terpuji itulah, jarak Palembang-Jakarta menjadi sangat dekat. Bulan lalu, Nurwahid  harus tinggal di Bekasi, Jawa Barat, selama hampir sebulan demi menunggui saudara seiman yang sedang kritis di rumah sakit.
Kini Ummu Mujahid mendapat musibah berat, justru butuh pertolongan kaum Muslimin. Duka Ummu Mujahid adalah duka kita semua, karena setiap mukmin itu bersaudara seperti satu jasad yang utuh.
“Orang-orang mukmin itu bagaikan seorang manusia yang satu. Jika kepalanya terasa sakit, maka seluruh badannya pun ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur” (Muttafaq ‘Alaih).
Dengan bantu saudara kita yang tertimpa musibah, insya Allah akan mendatangkan barakah dan kemudahan  di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat...” (HR Muslim).
...Duka Ummu Mujahid adalah duka kita semua, karena setiap mukmin itu bersaudara seperti satu jasad yang utuh...
Bagi pembaca idc.voa-islam.com yang terpanggil untuk membantu meringankan beban sesama Muslim, bisa menyalurkan donasi melalui program DINAR (Dana Infaq Darurat) untuk para Mujahid, aktivis Islam dan keluarga mereka. Nomor rekening DINAR IDC:
  1. Bank Muamalat Indonesia (BMI),  No.Rek. 0132465841 a/n Budi Haryanto
  2. Bank Syariah Mandiri (BSM),  No.Rek: 0120043587 a/n Budi Haryanto
  3. Bank Mandiri, No.Rek: 0060006012623 a/n Budi Haryanto
  4. BCA (Bank Central Asia),  No.Rek: 6310230497 a/n Budi Haryanto
CATATAN:
  1. Demi kedisiplinan amanah agar tidak bercampur dengan dana lainnya, silahkan tambahkan nominal Rp 3.000 (tiga ribu rupiah). Misalnya: Rp 1.003.000,- Rp 503.000,- Rp 203.000,- Rp 103.000,-dan seterusnya.
  2. Info dan konfirmasi: Mumtaz (08999.704050).
  3. Laporan penyaluran dana akan disampaikan secara online di: idc.voa-islam.com.