Ilmuwan percaya sebelum munculnya DNA sebagai material genetik utama Bumi, bentuk awal kehidupan ialah melalui RNA (ribonucleic acid). RNA ini kemudian digunakan untuk mengkodekan instruksi genetik.
Lalu, molekul genetik seperti apa yang hadir sebelum munculnya RNA? ilmuwan menjelaskan tentang AEG, yakni molekul kecil yang ketika terhubung ke dalam sistem rantai, ia kemudian membentuk dasar terkait asam nukleat peptida. Asam nukleat peptida ini diyakini oleh ilmuwan sebagai molekul genetik pertama.
Sintetis AEG telah dipelajari di industri farmasi sebagai peredam gen untuk menghentikan atau memperlambat penyakit genentik tertentu. Sampai saat ini, ilmuwan masih mencoba untuk meneliti tentang AEG ini di alam.
Tim ilmuwan dari Amerika Serikat dan Swedia mengumumkan bahwa mereka telah menemukan AEG dalam cyanobacteria. Organisme ini dipercaya merupakan salah satu organisme paling primitif atau tua yang ada di bumi.
Cyanobacteria ini terkadang muncul di permukaan bendungan air dan danau selama musim panas. Organisme ini juga mampu bertahan hidup di habitat ekstrim, mulai dari sumber air panas Yellowstone hingga tundra di wilayah Arktik.
"Penemuan kami tentang AEG di cyanobacteria adalah tidak terduga sebelumnya," ungkap Paul Alan Cox, peneliti yang menuliskan laporannya pada jurnal PLOS ONE, seperti dikutip Sciencedaily.
Tim peneliti dari Amerika berbasis di Institute for Ethnomedicine di Jackson Hole serta melibatkan peneliti dari Weber State University di Ogden, Utah. Untuk menentukan seberapa luas produksi AEG pada cyanobacteria, ilmuwan menganalisis seluk-beluk cyanobacteria murni dari Pasteur Culture Collection of Paris. Ilmuwan juga mengumpulkan sampel cyanobacteria dari Guam, Jepang, Qatar serta gurun Gobi Mongolia.
Wikipedia menerangkan, Cyanobacteria dikenal pula sebagai sianobakteri, bakteri biru-hijau, ganggang biru-hijau. Jejak fosilnya telah ditemukan berusia 3,8 miliar tahun. Kelompok bakteri ini sekarang adalah salah satu kelompok terbesar dan terpenting di bumi.