Menunjukkan peradaban bangsa Indonesia ketika itu tidak sederhana.
(Tim Terpadu Riset Mandiri)
Tim terpadu Riset Mandiri kembali memperoleh temuan penting di situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat.Bangunan Gunung Padang pada foto Teras 1 menggunakan bahan baku, yaitu batu columnar joint alami. Namun, batu-batu panjang berpenampang segi lima tersebut terlebih dahulu dipotong-potong oleh masyarakat masa lalu.
"Potongan-potongan itu disusun di bukit agar dinding bukit semakin kokoh dan tidak longsor," ujar DR Ali Akbar, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, 25 Maret 2013.
Pada sisi utara bukit, potongan batu disusun sedemikian rupa sehingga seperti paku atau pasak yang menancap di bukit. Batu-batu menancap dengan posisi utara-selatan.
Pada sisi timur bukit, potongan-potongan batu ditancap dengan arah timur barat. Hasilnya, semacam bangunan perbentengan dengan dinding yang sangat kuat.
Hasil ekskavasi arkeologi di lereng timur ini dilakukan pada kedalaman 1 meter, yang memperoleh potongan-potongan batu seperti yang terlihat di foto Teras 1.
"Dapat disimpulkan bahwa di dalam tanah masih banyak struktur bangunan yang masih terpendam," ungkap Ali.
"Bahkan, ditemukan semacam semen atau perekat purba yang berfungsi untuk menyambung patahan-patahan batu tersebut," imbuhnya.
Saat ini, temuan tersebut sedang dianalisis di laboratorium untuk mengetahui campuran dan komposisi mineralnya.
Tim terus melakukan riset dan semakin terbukti bahwa di dalam tanah Gunung Padang masih banyak struktur batu yang disusun oleh manusia.
Temuan ini, menurut Ali, menunjukkan bahwa peradaban bangsa Indonesia ketika itu tidak sederhana dan primitif, bahkan tergolong luar biasa.
Menurut juru pelihara Gunung Padang, Nanang, temuan penggalian terbaru tim sangat menarik sekali. "Kuat indikasinya bahwa bebatuan yang tersusun di lereng adalah hasil dari penataan nenek moyang kita di zaman dulu," tuturnya.
Sebelumnya, tim juga menemukan batu yang mirip lengkung atas pintu sebuah bangunan di Gunung Padang. (adi)