STALIN SI “MANUSIA BAJA”


Lahir dengan nama Joseph Vissarionovich Jugashvili pada tanggal 21 Desember 1879 di Rusia bagian Barat, Georgia namun kemudian lebih dikenal dengan nama Stalin. Dikenal dengan sebutan “Manusia Baja” (Stalin atau Steel Man), merupakan dictator yang lalim selama memerintah Uni Soviet atau sekarang dikenal dengan Rusia. Pada awalnya sang Ibu menginginkan Stalin menjadi seorang pendeta namun ia kemudian menjadi manusia yang tidak percaya akan adanya Tuhan setelah membaca buku Asal Usul Spesies karya Charles Darwin. Stalin memulai karirnya dengan bergabung di partai Buruh Sosial Demokratik Rusia pada tahun 1901 dan karirnya meningkat setelah bertemu dengan Lenin, pemimpin revolusi komunis di Rusia. Stalin menjadi salah satu orang kepercayaan Lenin dan juga orang yang berpengaruh besar dalam perkembangan komunisme di Rusia. Pada tahun 1922, Stalin diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis. Kemudian pada tahun 1929 setelah kematian Lenin, Stalin diangkat menjadi pemimpin Rusia, dan pada tahun 1941 ia mengangkat dirinya sendiri sebagai Perdana Menteri Rusia. Pemerintahan Stalin dikenal dengan Stalinisme yang didalamnya terdapat ide tentang Komunisme Internasional yang bertujuan untuk menjaga kekuasaan yang dimilikinya dengan memperkuat birokrasi, meningkatkan kadar represi massal, upaya penghapusan demokrasi dan persamaan nasional. Pola pemerintahan totaliter dan tersentralisir menjadi pilihannya dalam menjalankan pemerintahan. Semua elemen Negara berada di bawah pengawasannya seperti Komite sentral (CK) PKUS, Dewan Komisariat Rakyat (Dewan Menteri), Komite Keamanan Negara (GKO). Stalin juga menduduki posisi sebagai Pangima Tertinggi Angkatan Bersenjata. Dalam rezim totalilter yang dijalankan Stalin tidak kenal dengan namanya kebebasan ide dan berpikir bagi warganya. Seperti yang disebutkan diatas bahwa stalin juga menjalankan represi massal, hal ini dilakukan untuk membungkam perkembangan ide Warga Negara terutama yang bertentangna dengan prinsip-prinsip rezim yang dijalankan oleh Stalin. Stalin juga membentuk polisi rahasia yaitu Polisi rahasia Rusia, atau yang dikenal dengan nama KGB dibentuk untuk menjalankan terror terhadap lawan-lawan politiknya. Tugas Polisi Rahasia ini untuk mengawasi aktivitas warga Negara, bila aktivitas tersebut dinilai dapat mengancam stabilitas rezim, dan pemerintah akan mengambil tindakan keras terhadap pihak yang bersangkutan seperti menyebarkan ancaman dan teror. Jutaan warga Negara yang idak bersalah ditangkap secara sewenang-wenang karena dianggap telah melawan kebijakan pemerintah. Tidak hanya ditangkap tapi juga disiksa, dieksekusi, dideportasi secara brutal atau dijebloskan dalam penjara dengan peraturan yang kejam dan menempati kamp-kamp pekerja paksa yang disebut dengan Gulag (Glavnoe Upravlenia Lagerel). Dalam kamp kerja paksa ini terdapat semacam kamp konsentrasi yang disebut dengan Kontslager yang tersebar di seluruh penjuru Uni Soviet. Tindakan tersebut diyakini menjadi faktor pendorong terjadinya peristiwa holocaust di Rusia. Untuk mewujudkan industrialisasi yang tidak terlepas dari pengawasan dan kontrol Negara, Stalin mengeluarkan kebijakan kolektivitas tanah pertanian dengan memaksa 25 juta petani menyerahkan tanah milik mereka. Para petani yang kehilangan tanah ini dipaksa untuk bekerja diladang yang telah diambil alih kepemilikannya oleh pemerintah, selain itu untuk mengejar kuota produksi, mereka pun harus menanggung kelaparan. Kebijakan ini berdampak sangat besar, hingga tahun, 1937, program paksaan yang dilakukan Stalin tersebut telah menewaskan lebih dari 14, 5 juta jiwa rakyat Uni Soviet. Pada masa pemerintahan Stalin kemiskinan dan kesengsaraan hanya dialamai oleh masyarakat pada tingkat social yang rendah, sedangkan di sisi lain, para elit partai mendapatkan hak-hak khusus misalnya saja melakui pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan dengan fasilitas yang memadai, perjalanan ke luar negeri dan sebagainya. Fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada kaum elit politik jelas-jelas menjadi nilai pembeda yang pada akhirnya menimbulkan fragmentasi dalam masyarakat Uni Soviet pada masa itu. Dibidang keagamaan Stalin mengeluarkan kebijakan berupa penutupan tempat-tempat ibadah atau dialihfungsikan menjadi gudang, para pemuka agama disiksa, madrasah ditutup dan wakaf dianggap tidak sah. Kebijakan-kebijakan otoriter stalin menghambat kreativitas dan inisiatif yang berlaku hampir di segala bidang. Serta merugikan banyak pihak bahkan menghilangkan jutaan nyawa manusia. Mungkin kezalimannya kini telah berakhir namun sejarah tak pernah menghapus kezaliman sang diktator di masa lalu.

Tria Widi